Menjelajah Suku Eksotik Reptilia

Posted by Joss! on 28 September 2011

Mengagumkan sekali ketika kita menjelajahi binatang reptilia yang beranggotakan makhluk berdarang dingin, mulai dari ular yang bisanya mematikan dan aligator hingga kadal, kura-kura, dan komodo, si naga yang benar-benar ada.

Bunglon
Bunglon adalah sejenis reptil yang bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon. Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.


Ular
Ular adalah reptil yang tidak berkaki dan bertubuh panjang. Ular bersisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan berkelopak mata yang dapat dibuka tutup.

Kadal
Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok reptil. Mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang, biawak, iguana dan lain-lain.
Kura-kura
Kura-kura dan penyu adalah reptil bersisik dan berkaki empat. Hewan ini khas dan mudah dikenali dengan adanya rumah atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas dan bagian bawah disebut plastron.

Buaya
Buaya adalah reptil yang hidup di air. Buaya binatang bertubuh besar dan pada umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Menu makanan utama buaya berupa hewan-hewan bertulang belakang seperti ikan, reptil dan mamalia. Buaya juga termasuk hewan purba.


Aligator
Alligator hewan yang masih berkerabat dekat dengan buaya. Nama alligator diambil dari bahasa Spanyol el laganto yang di-ingriskan. Perbedaan alligator dengan buaya adalah dari bagian mulut dan giginya. Mulut alligator lebih lebar dan bibir tampak rapi menutupi gigi. Sedangkan buaya mempunyai mulut agak memanjang dan membentuk huruf V. Gigi yang keluar dari bibir pun terlihat banyak meskipun dalam keadaan mulut tertutup.

Sumber
More aboutMenjelajah Suku Eksotik Reptilia

5 Gunung Api Bawah Laut di Indonesia

Posted by Joss! on 27 September 2011

Indonesia memiliki 5 gunung berapi di bawah laut yang sementara ini aktivitas vulkaniknya berstatus tidak berbahaya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, hanya ada lima gunung api bawah laut di Indonesia. Yaitu Gunung Sub Marine yang meletus tahun 1922 dan Banuawalu (1919). Kedua gunung ini berada di perairan Sulawesi Utara. Selain itu, di perairan Banda ada Niuwewerker (1927) dan Emperor of China. Sedangkan gunung api di bawah laut lainnya adalah Hobal (1999) di perairan Nusa Tenggara Timur.
More about5 Gunung Api Bawah Laut di Indonesia

Wind Powered Art! Seni Angin yang Unik

Posted by Joss!


Seni yang indah dapat mengilhami seseorang untuk melihat kehidupan dengan cara yang sama sekali baru. Theo Jansen seorang berkebangsaan Belanda mampu membuktikannya dengan apa yang ia sebut "Patung Kinetik," di mana alam dan teknologi bertemu. Pada dasarnya yang ia buat adalah robot patung yang didukung oleh angin.


Hebatnya, mesin ini dibuat sepenuhnya dari bahan daur ulang. Perut patung ini dibuat dengan botol plastik bekas yang menangkap udara yang dipompa oleh angin. Untuk memanfaatkan angin, Jansen menggunakan pompa sepeda, tabung plastik dan cincin karet.


Beberapa seniman memanfaatkan tenaga angin untuk menunjukkan kmbinasi antara alam dan seni. Joshua Allen Harris dikenal seagai seniman unik dari katong sampah. Ia menjadikan beberapa  kantong sampah menjadi bergerak dengan mengisi udara di dalamnya supaya mengembang. Seni kinetik ini bervariasi dan indah. Angin yang menyebabkan bahan-bahan bekas ini bergerak memutar dan berbalik.


Dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang menekankan potensi komputer dan mesin, Theo Jansen telah membuktikan bahwa kesederhanaan mekanik bisa menginspirasi kita dengan lebih hebat.

sumber
More aboutWind Powered Art! Seni Angin yang Unik

Seni Lukis Kamuflase Mengagumkan oleh Liu Bolin

Posted by Joss!

Liu Bolin menunjukkan aksi yang membuat decak kagum banyak orang. Dengan ilmu seni kamuflasenya ia menyatukan dirinya dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dibantu dua orang asisten, Liu Bolin mengecat bajunya kemudian memosisikan dirinya di depan latar belakang yang ia pilih hingga dia benar-benar tidak terlihat. Dari sinilah ia menyebut dirinya sebagai "The Invisible Man" .

Ketika pemerintah Cina menutup tempat kerjanya, dia memutuskan untuk berjalan sendiri. Ia menyatakan bahwa perlawanannya dengan kekuatan pemerintah membuat da bertambah pengalaman hidupnya tanpa status sosial, pekerjaan, keluarga, dan pendapatan.










Dia menambahkan: "Apa seniman generasi saya dapat membuat seperti ini di Cina, bahwa karya-karya seperti ini dipenuhi dengan kecurigaan, melankolis, membuat gila stimulasi, dan sebagainya.

sumber
More aboutSeni Lukis Kamuflase Mengagumkan oleh Liu Bolin

Menguak Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta

Posted by Joss! on 26 September 2011

Lambang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan Provinsi tertua kedua di Indonesia setelah Jawa Timur, yang berstatus Istimewa. Status Daerah Istimewa berkaitan dengan sejarah terjadinya Provinsi Yogyakarta itu sendiri. Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman adalah cikal bakal berdirinya DIY.

Pada tahun 1568-1586 berdirilah Kerajaan Pajang di pulau Jawa bagian tengah. Kerajaan ini diperintah oleh Sultan Hadiwijaya yang dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Dalam pertikaiannya dengan Arya Penangsang seorang Adipati dari daerah Jipang, beliau berhasil memenangkannya dengan dibantu oleh seorang puteranya dan beberapa panglima perang. Sebagai balas jasa terhadap panglima perangnya bernama Ki Ageng Pemanahan, dan puteranya bernama Bagus Sutawijaya, Sultan Pajang memberikan anugerah sebidang daerah yang disebut Bumi Mentaok yang masih berwujud hutan belantara. Kemudian dibangunlah sebuah tanah pardikan.
Wilayah DIY (D.I. Kasultanan dan D.I Paku Alaman) beserta Kab/Kota dalam lingkungannya pada 1945

Setelah surutnya Kerajaan Pajang, Bagus Sutawijaya mendirikan Kerajaan Mataram di atas Bumi Mentaok dan mengangkat diri sebagai Raja dengan gelar Panembahan Senopati. Salah seorang putera beliau memerintah kerajaan Mataram sebagai Raja ketiga yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo. Beliau merupakan Raja yang melegenda dengan sifat patriot sejati melawan VOC.

Pada awal abad ke-18 Kerajaan Mataram diperintah oleh Sri Sunan Paku Buwono II. Sebelum mangkatnya beliau, terjadilah pertikaian keluarga dikarenakan hasutan Belanda. Yang akhirnya dapat diselesaikan dengan adanya Perjanjian Giyanti. Berdasarkan perjanjian ini, wilayah Mataram dibagi dua: wilayah di sebelah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sunan Pakubuwana III) menduduki Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Sementara wilayah di sebelah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I menduduki Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kemudian lazim disebut Yogyakarta.
Perjanjian Giyanti
Sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII masing-masing mengeluarkan amanat yang intinya Negeri Kesultanan dan Kadipaten sepenuhnya berdiri di belakang Negara Republik Indonesia sebagai bagian dari negara persatuan Republik Indonesia dengan status Daerah Istimewa Yogyakarta.

More aboutMenguak Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta